 |
MASJID AGUNG PALEMBANG
|
 |
Sketsa Masjid Agung Palembang |
Kota Palembang banyak memiliki bangunan bersejarah salah satunya
yaitu Masjid Agung Palembang yang merupakan bangunan peninggalan dari
Kesultanan Palembang Darussalam. Masjid Agung termasuk masjid tertua di kota
Palembang yang didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo bergelar
Sultan Mahmud Badaruddin I pada tahun 1738,oleh sebab itu maka masjid ini
dinamakan Masjid Sultan. Cikal bakal dan motivasi mendirikan Masjid Agung
bermula tatkala sebuah masjid yang didirikan Ki Gede Ing Suro, Sultan
Palembang, terbakar karena dihancurkan oleh Mayor Van Der Laen pada saat Perang
Palembang-Belanda tahun 1659. Pembangunan masjid ini membutuhkan waktu 10 tahun
dengan luas mencapai 1080 meter persegi dan akhirnya pada tahun 1748 masjid ini
resmi digunakan untuk tempat beribadah umat Islam. Masjid ini dirancang oleh
seorang arsitek dari Eropa yang memiliki konsep memadukan keunikan arsitektur
Nusantara, Eropa dan Cina. Ciri khas arsitektur Nusantara terdapat pada pola
struktur bangunan utama berundak tiga dengan puncaknya berbentuk limas. Atap
masjid yang berbentuk limas terdiri dari tiga tingkatan. Pada bagian atas atap
terdapat jurai daun simbar yang menyerupai tanduk kambing disetiap sisinya
mirip bentuk atap kelenteng. Sedangkan ciri khas arsitektur Eropa terdapat pada
jendela masjid yang besar dan kokoh, bahan-bahannya juga diimpor
langsung dari Eropa.
 |
Masjid Agung Tempo Dulu |
Pada tahun 1758-1774 masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin
menara masjid dibangun yang letaknya agak terpisah disebelah barat. Bentuk
menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng bentuk atapnya berujung
melengkung. Bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi
bagian badan. Akibat peperangan besar yang berlangsung tahun 1819 dan 1821 dilakukan
pemugaran masjid oleh pemerintah Hindia Belanda. Usia satu abad Masjid Sultan
dilakukan perluasan bangunan oleh Pangeran Nata Agama Karta Manggala Mustofa
Ibnu Raden Kamaluddin. Kemudian nama Masjid Sultan diubah menjadi Masjid Agung
yang sekarang kita kenal. Gaya tradisional gerbang utama masjid diubah menjadi Doric
Style. Tahun 1879 serambi gerbang utama masjid kembali diperluas dengan
tambahan tiang yang menyerupai pendopo,namun bergaya kolonial. Pada tahun
1966-1969 dibangun lantai kedua. Luas masjid menjadi 5.520 meter persegi dengan
daya tampung 7.750 jama’ah. Visi dan Misi Masjid Agung yaitu menjadikan Masjid
Agung Palembang sebagai Masjid Raya dan teladan,serta menjadi pusat pembinaan
umat dan ukhuwwah islamiyyah di Sumatela Selatan berdasarkan faham Ahlussunnah
wal jama’ah. Seiring berjalannya waktu masjid ini telah banyak dilakukan renovasi hingga menjadi Masjid Agung
yang sekarang kita lihat.(ti2)
 |
Masjid Agung pada masa sekarang |
|
Subhanallah Indahnya Masjid AgungSemoga selalu berdiri kokoh
BalasHapus