MAJAS PERBANDINGAN
1.
Alegori
Alegori
adalah menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:
Hidup itu seperti roda, kadang-kadang
di atas kadang di bawah.
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga
itu tidak mudah, karena banyak badai yang akan menerjang, jadi kamu harus siap
menghadapinya.
2.
Alusio
Alusio
adalah pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena selain ungkapan itu
sudah dikenal juga pembicara atau penulis ingin menyampaikan maksud secara
tersembunyi
Contoh:
Ah kau ini, seperti kura-kura dalam
perahu. (lengkapnya, seperti kura-kura dalam perahu, pura-pura
tidak tahu).
Kalau ada sumur di ladang, bolehkah saya
menumpang mandi?
3.
Simile
Simile
adalah pengungkapan dengan menggunakan perbandingan eksplisit yang dinyatakan
dengan kata depan dan penghubung seperti layaknya, bagaikan, seperti, bagai,
laksana.
Contoh:
Kedua orang itu tidak pernah akur, selalu
bertengkar, seperti anjing dengan kucing saja.
Wajah wanita itu bagaikan bulan
kesiangan.
Pasangan suami-istri itu laksana
garam dengan asam, sangat serasi.
4.
Metafora
Metafora
adalah pengungkapan berupa perbandingan analogis satu hal dengan hal lain,
dengan menghilangkan kata-kata seperti, layaknya, bagaikan, dsb.
Contoh
:
Jenderal Ahmad Yani gugur sebagai bunga
bangsa
TV itu sudah harga mati, jadi tidak dapat
ditawar lagi.
Pemuda itu menjadi tulang punggung
keluarganya.
5.
Antropomorfisme
Antropomorfisme
adalah bentuk metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan
dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Contoh:
Setelah sampai di kaki gunung,
mereka beristirahat sejenak untuk melepas lelah.
Hatinya ragu-ragu untuk melanjutkan
perjalanan ketika sampai di mulut goa.
Mata pisau itu terlihat sangat
tajam.
6.
Sinestesia
Sinestesia
adalah bentuk metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk
dikenakan kepada indra yang lain.
Contoh:
Kata-katanya sangat pedas telinga.
Betapa sedap memandang gadis cantik yang
selesai berdandan.
Keacantikan gadis desa itu telah
menyilaukan hatinya.
7.
Antonomasia
Antonomasia
adalah penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri sebagai nama jenis.
Contoh:
Terima kasih telah melawannya, Suster.
Presiden akan bertolak ke Jepang
unuk menghadiri pertemuan para kepala negara.
Beo itu dengan lantangnya menirukan apa yang
diucapkan Kakak.
“Malam sangat dingin, Pangeran.
Mau melancong ke mana?”
8.
Aptronim
Aptronim
adalah pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh:
Karena sehari-hari ia bekerja sebagai
kusir gerobak, ia dipanggil karto gerobak.
Tentu Karto gerobak tidak ada sangkut
pautnya dengan si Gendut, anak Tarsih tetangga sebelah.
9.
Metonimia
Metonimia
adalah bentuk penggunaan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi
merk, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Saat itu aku mulai melayang karena dua
butir blue diamond yang sekaligus kutenggak....(Rendezvous, Agus
Noor).
Maya memang menyukai bossanova.
Dan ia pun bercerita, betapa dia selalu memimpikan hidupnya mengalir seperti
sebuah bossanova. Tak perlu banyak kejutan sperti jazz. (Rendezvous,
Agus Noor).
Kemanapun ia pergi, ia tidak pernah lepas
dari Chairil Anwar. (Chairil Anwar adalah nama penyair pembaharu
Angkatan 1945).
10.
Hipokorisme
Hipokorisme
adalah penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan karib antara pembicara dengan yang dibicarakan.
Contoh:
Bawuk atau tole adalah sebutan karib
untuk anak perempuan dan laki-laki.
Lama Otok hanya memandangi ikatan
bunga biji mata itu, yang membuat Otok kian terkesima. (Rendezvous,
Agus Noor).
11.
Litotes
Litotes
adalah ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan untuk merendahkan diri.
Contoh:
Tanpa bantuan anda sekalian, pekerjaan Saya ini
tidak mungkin akan selesai.
Mampirlah ke rumah saya yang tak
berapa luas.
Aku hanya bisa memberikan bantuan ala
kadarnya dan tidak seberapa. Silakan diterima dengan senang hati.
12.
Hiperbola
Hiperbola
adalah cara pengungkapan dengan melebih-lebihkan kenyataaan sehingga kenyataan
itu menjadi tidak masuk akal.
Contoh:
Hatiku hancur mengenang dikau, berkeping-keping jadinya.
Ombak setinggi gunung menghantam
rumah-rumah dan menghanyutkan ribuan manusia. Dan orang-orang Aceh kehabisan
air mata karena sedih oleh musibah tsunami itu.
Air matanya terkuras habis karena
terharu membayangkan nasib Sitti Nurbaya.
13.
Personifikasi
Personifikasi
adalah cara pengungkapan dengan menjadikan benda mati atau tidak bernyawa
sebagai manusia.
Contoh:
Angin mendesah, mengeluh dan mendesah.
Lampu-lampu penduduk di pinggir jalan berlarian
ke belakang.
Tetapi Dukuh Paruk tetaplah Dukuh Paruk. Dia
sudah berpengalaman dengan kegetiran kehidupan, dengan kondisi hidup yang
paling bersahaja.
14.
Depersonifikasi
Depersonifikasi
adalah cara pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak
bernyawa sebagai manusia.
Contoh:
Jika aku bunga, engkau kumbangnya.
Engkaulah bulanku, pelita malamku.
15.
Pars Pro Toto
Pars
pro toto adalah sinekdoke berupa mengungkapkan sebagian dari objek untuk
menunjukkan keseluruhan objek tersebut.
Contoh:
Tatapan matanya telah meluluhkan hatiku
Sendok dan garpu telah tersedia, silakan
dinikmati (yang tersedia adalah makanan, sendok, garpu, dll.)
16.
Totum pro tarte
Totum
pro tarte adalah sinekdoke berupa mengungkapkan keseluruhan objek padahal yang dimaksud
hanyalah sebagian saja.
Contoh:
Amerika
Serikat menuduh
Iran campur tangan soal Irak.
Tak kusangka, Indonesia dapat
menyabet gelar The Absolute Winner dalam olimpiade fisika tahun 2006.
Bangsa kita kehilangan kemandirian
17.
Eufemisme
Eufemisme
adalah menggantikan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih halus atau dianggap lebih pantas.
Contoh:
Maaf Pak, saya minta izin ke belakang.
(membuang air kecil atau besar dirasa kurang sopan dibandingkan ke belakang.)
Kata pelacur atau perempuan jalang
dianggap kurang pantas dibandingkan (wanita) tuna susila.
Kaum tuna wisma makin bertambah
saja dikotaku.
18.
Disfemisme
Disfemisme
adalah mengungkapkan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana
adanya.
Contoh:
Ibunya seorang pelacur.
Bolehkah saya meminta izin untuk kencing
sebentar?
19.
Fabel
Fabel
adalah menyatakan perilaku hewan sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata.
Contoh:
Kancil diam sejenak. Kebun mentimun
siapakah gerangan ini?
Mengetahui bahwa Kancil telah menipunya,
geramlah hati harimau
20.
Parabel
Parabel
adalah ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam
cerita. Misalnya cerita-cerita fabel menyatakan nilai dan pelajaran hidup yang
dapat diketahui melalui membaca atau mendengarkan cerita secara keseluruhan.
21.
Perifrase
Perifrase
adalah ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
Contoh:
Kemanapun ia pergi, besi tua bermerek
Yamaha produksi tahun 1970 selalu
menemaninya.
Aku lebih nyaman naik gerobak panjang
yang berjalan di atas rel.
22.
Eponym
Eponym
adalah majas perbandingan dengan menjadikan nama orang sebagai tempat atau
pranata.
Contoh:
Gelora Bung Karno
Rezim Suharto
Lapangan Trikora
Gunung Sukarnapura
23.
Simbolik
Simbolik
adalah melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk
menyatakan suatu maksud.
Contoh:
Lelaki itu memang buaya darat.
Katakanlah cinta dengan bunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar