Selasa, 26 April 2016

TIPS MENGHADAPI SERANGAN JANTUNG (ANGIN DUDUK)


Hasil gambar untuk tips mengatasi serangan jantung
TIPS MENGHADAPI SERANGAN JATUNG

Banyak kejadian serangan jantung terjadi ketika orang tersebut sedang sendirian. Penderita merasakan jantungnya berdetak tidak normal dan merasa kesakitan. Saat seperti itu, penderita hanya memounyai waktu ±10 menit sebelum kehilangan kesadaran.

Sebenarnya, penderita bisa menolong dirinya sendiri dengan cara berbatuk secara berulang-ulang dengan semaangat (kencang). Tarik nafas yang dalam setiap batuk.

Hasil gambar untuk batuk
Batuk secara berulang dan semangat

Menarik nafas yang dalam dan batuk harus terus dilakukan sampai bantuan datang atau sampai detak jantung terasa kembali normal. Menarik nafas panjang dan dalam akan menarik banyak Oksigen (O2)  ke paru-paru dan batuk akan menekan jantung sehingga membuat darah tetap tersikulasi.
Sirkulasi darah saat menarik nafas panjang

Jangan lupa, tetap jaga kesadaran dengan cara menggaruk-garuk jari kelingking dengan ibu jari. (snp)

SEJARAH MASJID AGUNG PALEMBANG



Hasil gambar untuk masjid agung palembang

MASJID AGUNG PALEMBANG

 



Hasil gambar untuk masjid agung palembang
Sketsa Masjid Agung Palembang
Kota Palembang banyak memiliki bangunan bersejarah salah satunya yaitu Masjid Agung Palembang yang merupakan bangunan peninggalan dari Kesultanan Palembang Darussalam. Masjid Agung termasuk masjid tertua di kota Palembang yang didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo bergelar Sultan Mahmud Badaruddin I pada tahun 1738,oleh sebab itu maka masjid ini dinamakan Masjid Sultan. Cikal bakal dan motivasi mendirikan Masjid Agung bermula tatkala sebuah masjid yang didirikan Ki Gede Ing Suro, Sultan Palembang, terbakar karena dihancurkan oleh Mayor Van Der Laen pada saat Perang Palembang-Belanda tahun 1659. Pembangunan masjid ini membutuhkan waktu 10 tahun dengan luas mencapai 1080 meter persegi dan akhirnya pada tahun 1748 masjid ini resmi digunakan untuk tempat beribadah umat Islam. Masjid ini dirancang oleh seorang arsitek dari Eropa yang memiliki konsep memadukan keunikan arsitektur Nusantara, Eropa dan Cina. Ciri khas arsitektur Nusantara terdapat pada pola struktur bangunan utama berundak tiga dengan puncaknya berbentuk limas. Atap masjid yang berbentuk limas terdiri dari tiga tingkatan. Pada bagian atas atap terdapat jurai daun simbar yang menyerupai tanduk kambing disetiap sisinya mirip bentuk atap kelenteng. Sedangkan ciri khas arsitektur Eropa terdapat pada jendela masjid yang besar dan kokoh, bahan-bahannya juga diimpor langsung dari Eropa.


Masjid Agung Tempo Dulu
Pada tahun 1758-1774 masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin menara masjid dibangun yang letaknya agak terpisah disebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng bentuk atapnya berujung melengkung. Bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan. Akibat peperangan besar yang berlangsung tahun 1819 dan 1821 dilakukan pemugaran masjid oleh pemerintah Hindia Belanda. Usia satu abad Masjid Sultan dilakukan perluasan bangunan oleh Pangeran Nata Agama Karta Manggala Mustofa Ibnu Raden Kamaluddin. Kemudian nama Masjid Sultan diubah menjadi Masjid Agung yang sekarang kita kenal. Gaya tradisional gerbang utama masjid diubah menjadi Doric Style. Tahun 1879 serambi gerbang utama masjid kembali diperluas dengan tambahan tiang yang menyerupai pendopo,namun bergaya kolonial. Pada tahun 1966-1969 dibangun lantai kedua. Luas masjid menjadi 5.520 meter persegi dengan daya tampung 7.750 jama’ah. Visi dan Misi Masjid Agung yaitu menjadikan Masjid Agung Palembang sebagai Masjid Raya dan teladan,serta menjadi pusat pembinaan umat dan ukhuwwah islamiyyah di Sumatela Selatan berdasarkan faham Ahlussunnah wal jama’ah. Seiring berjalannya waktu masjid ini telah banyak dilakukan  renovasi hingga menjadi Masjid Agung yang sekarang kita lihat.(ti2)
Hasil gambar untuk masjid agung palembang
Masjid Agung pada masa sekarang